Minggu, 20 April 2014

Download Lagu Krinok Rantau Pandan

Kekayaan budaya Indonesia bukan hanya warisan benda-benda bersejarah. Banyak pula karya budaya takbenda (intangible) nasional yang patut dilestarikan. Salah satunya warisan budaya lagu daerah. Dan saat ini, Bungo patut berbangga. Sebab lagu daerah Bungo, Krinok saat ini resmi menjadi warisan budaya takbenda Indonesia. Krinok menjadi warisan takbenda Indonesia diantara 77 warisan budaya lainnya di seluruh Indonesia. Masuknya Krinok menjadia warisan adiluhung bangsa ini ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada 16 Desember 2013 yang lalu.

Krinok itu sendiri adalah pepatah petitih yang isinya berupa pantun nasehat,agama, kasih sayang kepahlawanan dan lain-lain. Dibawakan oleh seseorang dengan cara bersenandung, sedangkan musiknya pada awalnya hanya mengunakan vocal yang dilakukan oleh si pengkrinok (orang yang bersenandung). Oleh masyarakat petani ladang/petani sawah yang umumnya berdomisili di daerah dataran rendah,kesenian rakyat (musik krinok) ini biasanya dilakukan setelah mereka usai menjalankan aktivitas pertaniannya. Dimaksudkan untuk mengatasi kejenuhan, pelepas lelah atau sebagai pelipur lara.

Disamping itu sering juga dilaksanakan pada saat menunggu hasil panen, sambil menjaga tanaman mereka dari serangan burung, tikus, babi, dan lain-lain. Bila sudah tiba saatnya panen biasanya pada malam harinya mereka mengadakan pertemuan di suatu tempat yang telah ditentukan untuk melangsungkan acara krinok-an. Acara ini akan dihadiri oleh ibu-ibu dengan membawa anak gadisnya, juga dihadiri oleh sejumlah anak-anak bujang, selama acara berlangsung, bujang/gadis saling melempar pantun. Pantun-pantun tersebut diungkapkan secara bersenandung yang disebut krinok. Tradisi semacam ini sampai sekarang masih dilakukan oleh masyakat setempat, seperti yang penuh diamati di Dusun Rantau Pandan yang jaraknya lebih kurang 40 km dari pusat kota Muoro Bungo.

Krinok merupakan salah satu tutur kata yang di lantunkan dengan irama dan di iringi melody sehingga menjadi lagu yang bersifat free meter, cengkok yang khas di dalam lantunan krinok ini memberikan nilai keindahan tersendiri bagi penikmat kesenian ini.

Krinok pada awalnya di tutur atau di lantunkan sebagai pelampiasan perasaan / ekpresi emosi penutur itu sendiri tampa iringan musik atau melodi apa pun, sehingga lirik atau kata- kata yang di lantunkan bersifat free atau bebas sesuai dengan suasana hati penutur pada saat itu. rasa rindu, iba, hina, dan beragam rasa lainnya di tuturkan dalam bentuk pantun yang di lantunkan sesuai dengan irama krinok. yaitu vocal tunggal dengan tutur yang bernada tinggi.

Seiring dengan perkembangan zaman. kesenian ini beranak dari tradisi lisan menjadi sebuah pertunjukan yang di iringi dengan biola, gong, gendang, dan kulintang kayu. dan menjadi musik latar dalam sebuah pertunjukan tariu tauh yang sering di tampilkan pada saat berelek gedang atau baselang dalam masyarakat adat kabupaten BUNGO.

Krinok pada generasi awal mendapat pertentangan dalam kalangan ulama' dan pegawai syra', hal ini di sebabkan liriknya yang berisi ratapan yang seakan akan mengkufuri ni'mat yang sudah di berikan tuhan. juga dari kalangan masyarakat adat yang mana kesenian ini juga terkadang dapat menyebabkan perceraian dalam rumah tangga di sebabkan rasa cemburu berlebihan sang istri di kala suaminya ikut menari tauh atau berbalas pantun krinok dengan wanita lain atau sebaliknya, di dalam suatu pesta. makanya masyarakat adat pun memandang hal ini menjadi penyebab rusaknya tatanan rumah tangga dan adat.

Namun sesuai dengan perkembangan zaman hal tersebut tidak terjadi lagi. karena pola pemikiran masyarakat yang sudah modern, dan hanya menganggap kesenian ini sebagai sebuah pertunjukan hiburan biasa yang aplikasinya hanya sebatas di panggung saja. Sehingga hal tersebutlah yang menadi dasar bagi mana krinok itu dapat di pertahankan sebagai khasanah budaya yang berakar dari tradisi lisan masyaraka melayu kuno. Untuk mendwonload klik >> Lagu Krinok

0 komentar:

Posting Komentar